BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di
kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di
sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan
film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara
sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media,
para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh
siapa saja, dimana saja.
Oleh karena itu, kami memilih tema Pergaulan Bebas
Remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja yang sangat
berkaitan erat dengan tema di atas.
B. PERMASALAHAN
Adapun masalah yang
ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
·
Pengertian Pergaulan Bebas
·
Akibat dari Pergaulan Bebas
·
Penyakit HIV AIDS
·
Abostus/ Abosi
C. TUJUAN
Makalah ini saya buat
berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan tujuan supaya para
remaja dapat mengontrol libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-akibat
negatif dari pergaulannya seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para
remaja untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena
perubahan seks yang terjadi pada dirinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pergaulan
Bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah
satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan,
pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
B. Penyebab & Dampak
Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas.
Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab
utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan
ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung
kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara
penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
- Sikap mental yang tidak
sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja
merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak
sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah.
Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga
ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok,
memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan
yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman
dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut
adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan
dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun
terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari
segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang
terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam
sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan
mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan
bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
- Kegagalan remaja
menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah
tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya
“dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya
marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas.
Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini
kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
C. Solusi Untuk
Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal
yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya.
Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih
banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain
daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan
hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar
tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga
apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan
positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar
disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan
bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi
waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap
individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas
tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan
diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan
yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan
orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja
memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa
yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah
untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan
tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka
remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan
berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya
pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat
ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana
& prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga
segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
Risiko Aborsi
Aborsi memiliki
risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan
hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan
aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan
yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi
berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku
“Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi
dan setelah melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi
dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ”
Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini
adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut
penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan
seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit
kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk
memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan
berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan
hal sex tersebut.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan
remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman. Kedua, Faktor Lingkungan
seperti orangtua, teman, tetangga dan media. Ketiga, Pengetahuan yang
minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan. Keempat, Perubahan Zaman.
Nilai Agama
Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak
calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum
stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya.
Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah
urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu
nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama
artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku
aborsi. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32 )
Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan
tindakan kriminal dan melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan:
“Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan
RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau
disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan
dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk
mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Telah jelas bagi kita tidak ada dasar bagi Rancangan pembentukan
Undang-undang legalisasi aborsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila, Agama dan Hukum yang berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong
pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan
pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Sedangkan
dilarang saja masih banyak terjadi aborsi, bagaimana jika hal ini dilegalkan?
Legalisasi akan berakibat orang tidak lagi takut untuk melakukan hubungan intim
pranikah, prostitusi karena jika hamil hanya tinggal datang ke dokter atau
bidan beranak untuk menggugurkan, dengan kondisi ini dokter ataupun bidan
dengan leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan pengguguran
Jika perharinya yang melakukan aborsi 7 s/d 8
orang dan harga sekali aborsi sebesar Rp. 4.000.000,-, berarti dalam satu
harinya dokter ataupun bidan bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 32.000.000,-.
Jika di legalkan hal tersebut lebih berdampak negatif bagi pertumbuhan dan
perkembangan remaja, legalisasi tidak memberikan manfaat bagi masyarakat dan
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama, jika bertentangan tidak
perlu diterima/dibentuk peraturan tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja
dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran
serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar.
Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam penanganannya agar tidak terjadi
kematian disebabkan aborsi tersebut. Sehingga Tingginya kasus penyakit Human
Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS),
khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan
bebas.
Selain hilangnya kekebalan daya tubuh, pergaulan
bebas juga dapat menyebabkan terjadinya kehamilan di luar nikah, kata Kepala
BKKBN Propinsi Bali, I Gede Putu Abadi, MPA di Denpasar, Senin (24/10).
Dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Balai
Latihan dan Pengembangan, Ida Bagus Wirama, SH ketika membuka pelatihan
managemen pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja bagi
relawan dan pengelola, ia menyatakan, kondisi tersebut cukup memprihatinkan.
Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk
Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan
hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai
pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data
statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa
sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Demikian pula masalah remaja terhadap
penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan, ujar Putu Abadi.
Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga
Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif.
Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21
orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun
52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
Putu Abadi menambahkan, semakin memprihatinkan
penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan
kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan
model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui
pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.
"Pusat informasi dan konsultasi kesehatan
reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan
menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman
sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi,"
DAFTAR
PUSTAKA
- http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-terjadinya-pergaulan-bebas/
- http://www.kapanlagi.com/a/0000002988.html
- http://www.kapanlagi.com/h/0000088252.html
- http://tabloid_info.sumenep.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=744&Itemid=27
- http://hati.unit.itb.ac.id/forum/viewtopic.php?f=28&p=182
- http://p3rg4s.blogspot.com/2008/07/pengertian-pergaulan-bebas.html
http://ittelkomsby.ac.id/
BalasHapus