BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan
teknologi yang muncul saat ini merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan iptek saat ini meliputi berbagai bidang diantaranya meliputi
bidang komunikasi, kesehatan, transportasi dan bidang-bidang lainnya yang
semakin kompleks. Bidang transportasi misalnya, jika sebelumnya seseorang harus
menempuh waktu berbulan-bulan untuk menuju Mekkah, sekarang hanya
membutuhkan waktu beberapa jam saja dengan memanfaatkan pesawat terbang.
Contoh lainnya adalah internet. Melalui internet, manusia dapat berkomunikasi
antara satu dengan lainnya walaupun berada di belahan dunia lain. Selain itu,
kita dapat mengakses berbagai informasi dengan mudah dan cepat tanpa harus
bersusah payah mencarinya di perpustakaan, cukup memasukkan kata kunci ke
dalam search engine, dalam
sekejap kita akan memperoleh banyak informasi. Berkat teknologi, segala
kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan mudah dan sekejap. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni
dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri,
komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan
ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan
jarum jahit.
Tapi di sisi
lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia,
yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan
banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran
material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut
membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat
tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya.
Seiring
berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, maka berbagai pengaruh luar
seperti cara pandang, budaya dan ideologipun dapat dengan mudah menyebar
khususnya cara pandang sekuler. Hal tersebut terlihat dari mulai berubahnya
cara pandang orang terhadap agama. Agama hanya dipandang sebagai aktivitas
ritual tanpa implementasi. Kebanyakan orang menilai sesuatu yang baik
berdasarkan materi yang dimilikinya. Dalam kasus penutupan situs porno
misalnya, masih banyak pemilik warnet yang menentang penggunaan software
antiporno karena khawatir penghasilannya berkurang.
Penggunaan
teknologi tanpa dilandasi agama hanya akan membawa kemudharatan. Pengguna situs
porno misalnya, tidak akan memperoleh manfaat dari aktivitas yang dilakukannya.
Mereka akan terpengaruh tontonan tersebut, dan berkeinginan untuk menirunya.
Seperti yang sering kita temui dalam berita kriminal, banyak kasus perkosaan
yang diawali oleh film porno.
BAB II
LINGKUNGAN HIDUP
BERWAWASAN IPTEK DAN IMTAQ
2.1 MEMAJUKAN IPTEK BERLANDASKAN IMTAQ
Perkembangan teknologi yang muncul saat ini
merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Berkat teknologi, segala
kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan mudah dan sekejap. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni
dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri,
komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi
lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia,
yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan
banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran
material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut
membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat
tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman
hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Bagaimana agama memberi
tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya
mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin dengan mengintegrasikan
antara iman dan taqwa (imtaq) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Kemajuan
Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains
(Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi
materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan
ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun
di Timur.
Seiring
berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, maka berbagai pengaruh luar
seperti cara pandang, budaya dan ideologipun dapat dengan mudah menyebar
khususnya cara pandang sekuler. Hal tersebut terlihat dari mulai berubahnya
cara pandang orang terhadap agama. Agama hanya dipandang sebagai aktivitas
ritual tanpa implementasi. Kebanyakan orang menilai sesuatu yang baik
berdasarkan materi yang dimilikinya. Dalam kasus penutupan situs porno
misalnya, masih banyak pemilik warnet yang menentang penggunaan software
antiporno karena khawatir penghasilannya berkurang. Kenyataan tersebut
memperlihatkan bahwa pemilik warnet menganggap materi adalah segala-galanya.
Mereka tidak memikirkan efek situs porno bagi ‘penikmatnya’. Tidak hanya itu,
mereka juga tidak merasa terbebani secara moral akan uang haram yang
diperolehnya karena agama hanya dipandang sebagai aktivitas ritual.
Penggunaan
teknologi tanpa dilandasi agama hanya akan membawa kemudharatan. Pengguna situs
porno misalnya, tidak akan memperoleh manfaat dari aktivitas yang dilakukannya.
Mereka akan terpengaruh tontonan tersebut, dan berkeinginan untuk menirunya.
Seperti yang sering kita temui dalam berita kriminal, banyak kasus perkosaan
yang diawali oleh film porno. Bila hal ini terus berlanjut, berapa banyak
generasi Indonesia yang rusak akibat situs porno dan perkosaan?
Krisis
multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali
nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai
bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan
global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju;
Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang
diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang
terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang.
Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi
dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi
akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara
maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
Islam
sebagai agama yang tawazun, tidak melarang manusia memanfatkan berbagai macam
teknologi saat ini. Karunia Allah yang tak terhitung banyaknya justru harus
dimanfaatkan sebagi wujud syukur kita kepadaNya. Bumi dan seluruh isinya masih
menjadi misteri, masih banyak hal-hal yang belum kita ketahui. Oleh karena itu,
sebagai khalifah manusia perlu mengungkap seluruh nikmat Allah yang masih tersembunyi
dengan Ilmu pengetahuan sebagai wujud syukur manusia kepada-Nya. Ilmu
pengetahuan tersebut dikembangkan menjadi teknologi yang mampu mempermudah
hidup manusia. Tidaklah heran bila Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut
ilmu, bahkan Allah akan memberikan karunia yang melimpah bagi orang tersebut.
Allah berfirman;
“….Allah akan mengangkat derajat orang-orang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu di antara kamu beberapa
derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.
Mujadilah: 11).
Akhlak yang
baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala
Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan
terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi)
sifat-sifat Ke Maha Muliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya. Islam, sebagai agama
penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan
umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian
di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbeda
dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim
kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Di sinilah,
peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang
positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin dengan
mengintegrasikan antara iman dan taqwa (imtaq) dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek).
2.2 PENGARUH IPTEK TERHADAP IMTAQ
Pengertian,
manfaat, dan pengaruh iptek terhadap imtaq
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam
yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman
dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang
menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik
wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
IPTEK
dan IMTAQ
Keutamaan IPTEK tercantum dalam Al-Quran surah:
Keutamaan IPTEK tercantum dalam Al-Quran surah:
- Al
Mujadalah: 11
“Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,’Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis, ‘ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah,
niscaya Allah akan Mengangkan derajat orang-orang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang
kamu kerjakan.”
- Az
Zumar: 9
“(Apakah
kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada
waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut akan adzab akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ‘apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya
orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.”
- Al
Baqarah: 269
“Dia
Memberikan hikmah102 kepada siapa saja yang Dia Kehendaki. Barangsiapa diberi
hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang
dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal sehat.”
(102
Hikmah adalah kemampuan untuk memahami syariat-syariat agama.)
Selama 20 tahun terakhir, jumlah
kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun
1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang,
angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya
adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus
bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang
terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah
di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk
Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah
serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan
ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah
mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di
Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan
Al Quran, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan
bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya.
Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia
yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca
peristiwa 11 September 2001 bahwa “serangan ini akan mengubah alur sejarah
dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali
kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah
menjadi keberpalingan kepada Islam.
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.”
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.”
Mengapa
kita harus menguasai IPTEK? Ada tiga alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK,
yaitu:
- Ilmu yang tadinya milik Islam diboyong oleh
negara-negara Barat (atau dengan kata lain dicuri). Negara-negara Barat
ingin Islam jatuh dalam keterpurukan.
- Mencegah penjajahan kaum lain. Masih ingat bagaimana
Indonesia dijajah oleh Belanda berpuluh-puluh tahun silam? Ya, hal itu
disebabkan diantaranya karena rakyat Indonesia saat itu masih bodoh,
sehingga mudah ditipu dan diadu-domba, sehingga mudah pulalah kita
dijajah.
- Terdapat upaya-upaya melemahkan umat Islam dari
pemikiran kemajuan IPTEK oleh bangsa barat.
Dampak IPTEK bagi Islam tentu ada dua
jenis. Pertama, dampak positif. Seperti apa? Coba kita lihat berbagai media
yang menyajikan program-program seperti SMS Hadits, PocketQuran di Internet,
atau berbagai posting islami.
Jika
terdapat dampak positif, tentu kita pun akan membicarakan tentang kebalikannya.
Dampak negatif teknologi sangatlah banyak jika dibadingkan dengan dampak
positifnya. Mengapa? Karena zaman ini teknologi telah banyak dikuasai bangsa
barat. Coba tengok ke Internet. Dimana-mana pastilah banyak posting-posting
yang bertentangan dengan Islam. Bahkan, seolah mengajak kita meninggalkan
Islam. Lihat ke TV, benda yang paling sering kita gunakan. Acara-acara yang
notabene seru ditayangkan di saat-saat kita harus beribadah, bukan? Hal ini
secara tidak langsung mempengaruhi akhlaq kita untuk menunggalkan shalat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ingin dunia hendaklah ia berilmu, barangsiapa ingin akhirat hendaklah ia berilmu, dan barangsiapa ingin keduanya hendaklah ia berilmu.” (HR Ahmad).
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ingin dunia hendaklah ia berilmu, barangsiapa ingin akhirat hendaklah ia berilmu, dan barangsiapa ingin keduanya hendaklah ia berilmu.” (HR Ahmad).
Bagaimana dengan IMTAQ?
IPTEK harus berimbang dengan IMTAQ. Jika kita bertanya, mana yang harus dimiliki terlebih dulu? Apa jawaban anda? Menurut saya, tentu saja IPTEK. Mengapa? Anda jangan berpikir bahwa yang namanya IPTEK itu hanya sebatas teknologi. Bukankah cara membaca Al Quran, cara Shalat, cara berwudlu, dan lain-lain itu juga merupakan IPTEK? Bagaimana kita bisa ibadah jika ilmu untuk beribadah itu pun kita tak punya? Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi diri anda dengan IMTAQ.
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa
sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau
memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi,
yaitu teknologi sederhana.
lebih jelas dan lengkap tentang definisi
teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Dari
beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari
adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang
secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena
menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih
baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.Perkembangan teknologi
terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar
teknologi "dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan
wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama
teknologi industri, yaitu :
(1) pesawat terbang,
(2)
maritim dan perkapalan,
(3) alat transportasi,
(4) elektronika dan komunikasi,
(5) energi,
(6) rekayasa ,
(7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan
(8) pertahanan dan keamanan.
Kalaupun
iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif.
Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal
moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar
kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala
dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari
manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over
confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula
terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara
Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang
melekat sejak lahirnya revolusi industri.
Oleh karena
itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan
suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan
teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di
negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri
maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki.
Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu
diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang
"melek teknologi" yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih,
menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi
sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Bahan kajian
yang diperuntukkan bagi jenjang pendidikan dasar dapat mencakup ranah teknologi
dan masyarakat, produk teknologi, serta perancangan dan pembuatan karya
teknologi sederhana. Agar perolehannya bermakna, maka pembelajaran kurikulum
pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan
empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be,
dan learning to live together.
Hal ini amat
selaras dengan Soedijarto (2000: 69) yang merekomendasikan bahwa untuk memasuki
abad ke-21 dalam proses pembelajaran diperlukan:
(1) learning to know, yaitu peserta didik
akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh
dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Dengan pendekatan ini
diharapkan akan lahir generasi yang memiliki kepercayaan bahwa manusia sebagai
kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk mengelola dan mendayagunakan alam
bagi kemajuan taraf hidup manusia,
(2) learning to do, yaitu menerapkan suatu
upaya agar peserta didik menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu
yang bermakna,
(3) learning to be, yaitu proses pembelajaran
yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri, dan
(4) learning to live together, yaitu
pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan
menemukan dan pendekatan menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan
kebahagiaan dalam belajar.
Hal yang
juga tak kalah pentingnya dalam mendukung sistem pendidikan berbasis teknologi
itu adalah menyelaraskan pengajaran iptek dengan iman dan taqwa (imtaq). Karena
bagaimanapun, kecerdasan seseorang tidak akan membawa dampak positif yang
berarti apabila mereka tidak bermoral. Mereka bisa saja menjadi ahli kimia yang
handal, akan tetapi tanpa dibekali moral, kemampuan mereka hanya akan digunakan
untuk menciptakan senjata-senjata kimiawi yang dapat menghancurkan umat
manusia. Sebaliknya dengan moral yang baik, mereka dapat menemukan bahan bakar
alternatif yang dapat bermanfaat di tengah krisis minyak yang terjadi di dunia
pada abad ini.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam
menghadapi abad ke-21 ada tiga indikator utama dari hasil pendidikan yang
bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu :
1) kemampuan
untuk bertahan dalam kehidupan,
2) kemampuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik dalam segi
social budaya
dalam segi politik dalam segi ekonomi maupun dalam segi fisik biologis
3) kemampuan untuk belajar terus pada
pendidikan lanjutan.
Atas dasar
landasan pemikiran tersebut di atas, maka ruang lingkup kajian pendidikan
teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut:
(1) pilar teknologi, yaitu aspek-aspek yang
diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi yang merupakan bahan ajar tentang:
materi/bahan,energi,dan informasi.
(2) domain teknologi, yaitu suatu fokus bahan
kajian yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan pelajaran yang
terdiri atas :
(a)
teknologi dan masyarakat (berintikan teknologi untuk kehidupan sehari-hari,
industri, profesi, dan lingkupan hidup).
(b) produk
teknologi dan sistem (berintikan bahan, energi dan informasi).
(c) perancangan dan pembuatan karya teknologi
(berintikan gambar dan
perancangan, pembuatan dan kaji ulang perancangan),
(3) area teknologi, yaitu batas kawasan
teknologi dalam program pendidikan.
Dengan
ketiga ruang lingkup ini, maka pada dasarnya dalam pembelajaran pendidikan
teknologi peserta didik akan memiliki kemampuan-kemampuan dalam hal:
(1) menggunakan dan memelihara produk
teknologi,
(2)
menyadari tentang proses teknologi dengan prinsip kerjanya,
(3) menyadari dampak teknologi terhadap
manusia,
(4) mampu "mengevaluasi" proses dan
produk teknologi, dan
5) mampu membuat hasil teknologi alternatif
yang disederhanakan bahkan yang paling sederhana.
Agar
perolehan peserta didik menjadi bermakna, maka pendidikan teknologi harus
dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kemampuan memecahkan
masalah, mampu berpikir alternatif, dan mampu menilai sendiri hasil karyanya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang
handal dalam memasuki era kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat
muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah
kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar.
Bahan kajian ini merupakan materi
pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di
mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan
kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat
peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat,
dan memahami teknologi dan lingkungan.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan
masalah, berpikir secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat
dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran
pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran,
yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together.
Untuk melengkapi kecerdasan iptek para
pelajar, diperlukan pula penyelarasan pengajaran iptek dengan pengajaran imtaq.
Sehingga terbentuklah manusia-manusia cerdas dan bermoral yang dapat
menghasilkan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar