Rabu, 12 Maret 2014

BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang  
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, maka pemerintah menyelenggarakan upaya kesehatan dengan pemberian pelayanan kesehatan yang profesional bersifat promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif sehingga Indonesia sehat dapat terwujud.
Perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan serta meningkatnya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat menyebabkan meningkatnya kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Untuk itu, diperlukan peningkatan sumber daya manusia agar dapat dihasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan siap pakai ditengah masyarakat.
Untuk mendukung upaya kesehatan dan pencapaian sasaran pembangunan,  diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas yang tepat serta dapat diandalkan khususnya dalam bidang kefarmasian tingkat menengah. Saat ini tenaga lulusan sekolah menengah kejuruan farmasi adalah salah satu kategori tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam bidang kesehatan dan oleh karena itu perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah Pasal 3 menyebutkan bahwa pendirian sekolah dapat dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan atau masyarakat. Didasarkan atas kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan merujuk Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional kepada Gubernur seluruh Indonesia Nomor 14/MPN/HK/2007 tanggal 24 Januari 2007 perihal pemberian izin pendirian sekolah menengah bahwa rasio pada tahun 2004 antara jumlah peserta didik SMA dan SMK adalah 70:30, dan diharapkan pada tahun 2009/2010 rasio tersebut akan diarahkan menjadi 60:40. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan sumber daya manusia tingkat menengah yang siap kerja, cerdas dan kompetitif yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Depdiknas bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan penambahan unit SMK baru di berbagai kabupaten kota seluruh Indonesia serta dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota dihimbau untuk lebih mendorong pertumbuhan sejumlah SMK dan membatasi pertambahan jumlah SMA. Jumlah sekolah menengah kejuruan bidang farmasi masih sangat terbatas, sehingga tenaga lulusan SMK kejuruan farmasi sangat dibutuhkan diberbagai instansi pelayanan kesehatan, agar pelayanan yang profesional dibidang farmasi dapat terpenuhi dan akhirnya akan membantu meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Instansi-instansi seperti rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, apotek-apotek, toko obat dan industri farmasi, dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang farmasi tentunya sangat membutuhkan tenaga-tenaga tamatan SMK bidang Farmasi yang profesional.
Dengan latar belakang di atas, Yayasan Pendidikan Azahra Uswatun Hasanah, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, ingin berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan bidang Farmasi mulai tahun ajaran 2012/2013.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, saatini Indonesia telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Begitu pula dengan fasilitas yang semakin lengkap dan sumber daya manusia yang semakin banyak dan berkualitas, demikian pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologimaupun dalam bidang kesehatan. Adanya perkembangan ini dapat dilihat daribanyaknya pembangunan di berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan yaitu kefarmasian. Hal tersebut membuat persaingan diantara tenaga kerja kefarmasian semakin ketat. Dengan adanya persaingan ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan seimbang. Oleh karena itu pemerintah banyak mendirikan sekolah-sekolah kejuruan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, bermutu dan tenaga siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang sudah terlatih serta dapat menghasilkan tenaga kerja siap pakai beserta dengan keterampilan yang dimilikinya. Salah satu program keahlian yang dapat ditawarkan oleh sekolah kejuruan adalah Farmasi,dimana Sekolah Menengah Kejuruan Farmasilah yang telah lama mendidik siswa/i dengan keterampilan kefarmasian. Dengan kemampuan mengenali berbagai hal tentang kefarmasian dan pengenalan kepada dunia kerja melalui program Praktik Kerja Lapangan, siswa dapat memahami tugas dan fungsi keahlianya di lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab dan resiko atas apa yang telah dikerjakan. Melalui program praktik kerja lapangan kita juga dapat melatih kemampuan kita untuk bekerja sama dengan orang lain dan beradaptasi dengan dunia kerja.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PKL
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu proses belajar mengajar yang merupakan sarana pengenalan lapangan kerja dan informasi bagi peserta didik sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada dimasyarakat.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu proses belajar mengajar pada unit kerja nyata, sehingga peserta didik mendapat gambaran dan pengalaman kerja secara langsung dan menyeluruh dengan menerapkan system/siklus rotasi sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Sebagai tenaga penunjang pada pelayanan kesehatan, peserta didik diharapkan mengetahui berbagai kegiatan terpadu meliputi bidang pelayanaan dan penyuluhan obat kepada masyarakat serta kegiatan produksi, distribusi,   administrasi dan pengawasan di bidang farmasi.
        Tujuan Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapangan mempunya tujuan, yakni :
1.      Meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2.      Mengenal kegiatan penyelengaraan program kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek adminsitrasi, teknis maupun social budaya.
3.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang sesungguhnya di lapangan.
4.      Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.
5.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/ iklim lingkungan kerja yang sesungguhnya.
6.      Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan ke sekolah dan sebaliknya.
7.      Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan penyelegaraan pendidikan SMK Kompetensi Keahlian Farmasi.
8.      Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.
9.      Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap siswa.

1.3 MAANFAAT KEGIATAN PKL
BAGI SISWA:
1.      Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan fasilitas yang terdapat dalam industri terkait guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja profesional di masa yang akan datang.
2.      Memberikan sebuah bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi.
3.      Memberikan kesempatan kepada siswa PKL untuk dapat menyatukan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan suatu bidang usaha agar mereka dapat lebih percaya diri dan selalu mandiri dalam perkembangan karir di masa yang akan datang.
4.      Menambahkan kepada para siswa PKL sebuah pengertian akan lingkungan organisasi bidang usaha komplek dengan berbagai kegiatan di dalamnya.
5.      Membantu industri dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan akademi.
BAGI SEKOLAH:
1.      Sekolah dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran di sekolah dan memperluas kerjasama dalam proses pembelajaran di sekolah dengan instansi yang bersangkutan.
2.      Dapat terjalinnya kerja sama antara sekolah dan instansi perusahaan untuk menciptakan praktek kerja lapangan yang baik.
3.      Lebih dikenalnya sekolah dimata masyarakat luar.
4.      Menciptakan lulusan siswa yang siap kerja.
5.      Dapat mengembangkan proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih baik dan produktif.
1.4 TEMPAT KEGIATAN PKL
Pelaksanaan PKL bertempat di Pusat Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Cijulang, khususnya bagian APOTEK yang melayani kebutuhan obat bagi masyarakat yang memeriksakan diri ke Puskesmas tersebut.
         
1.5 WAKTU KEGIATAN PKL
Kegiatan PKL berlangsung selama dua bulan tepatnya mulai tanggal 13 November 2012 s/d 07 Januari 2013
Kegiatan harian berlangsung pada jam 07.30 s/d 14.00 di sesuaikan dengan jam kerja karyawan. Selama kegiatan PKL tersebut waktu kegiatan harian selalu konsisten, karena Apotek dan instalasi yang berada di Puskesmas Cijulang selalu mengutamakan kedisiplinan waktu.













BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Pelayanan Kesehatan
Puskesmas sebagai lembaga pelaksana pelayanan kesehatan yang di selenggarakan oleh pemerintah yang sudah seharusnya diadakan. Saat ini negara Indonesia sudah menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia terutama yang ada di daerah terpencil untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan sebuah pelayanan kesehatan yang cukup layak meskipun mereka tinggal di daerah terpencil.
Memberikan nilai kemanusiaan pada setiap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas adalah wujud nyata komitmen Puskesmas Cijulang bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat lainnya.
Puskesmas Cijulang adalah merupakan salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat yang memiliki kegiatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diawali dengan pemeriksaan kepada pasien sampai pemberian obat sebaik mungkin agar masyarakat Indonesia lebih sehat.
2.2 Definisi Apotek
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Dimana pasien yang berobat ke Puskesmas akan mendapatkan obat dari apotek yang tersedia di Puskesmas.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
1.      Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2.      Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3.  Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

2.4    Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian.
Sesuai PERMENKES RI No. 26/Per. Menkes/Per/I/1981 pengelolaan apotek, meliputi:
1.      Bidang pelayanan kefarmasian
2.      Bidang material
3.      Bidang administrasi dan keuangan
4.      Bidang ketenagaan
5.      Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek.
Pengelolaan apotek di bidang pelayanan kefarmasian meliputi:
1.      Pembuatan, pengelolan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.
2.      Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan peyerahanperbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya.
      3.    Informasi mengenai perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi:
a.       Pengelolaan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
b.      Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya, dan/atau mutu obat dan perbekalan farmasi lainnya.
Pengelolaan apotek di bidang material, meliputi:
1.      Penyediaan, penyimpanan, penyerahan perbekalan farmasi yang bermutu baik, dan keabsahannya terjamin.
2.      Penyediaan, penyimpanan, pemakaian barang non-perbekalan farmasi, misalnya rak obat, lemari, meja kursi pengunjung apotek, komputer, dsb.

2.5    Pelayanan Apotek
1.      Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter dalam bidang lainnya.
2.      Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek. Pelayanan resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi untuk kepentingan masyarakat.
3.      Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep dengan obat paten.
4.      Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat dan terjangkau. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara aman, tepat, rasional, atau permintaan masyarakat.
5.      Apotek dilarang menyalurkan dan /atau menjual jasa yang tidak ada hubungannya dengan fungsi pelayanan kesehatan..
6.      Yang berhak meracik resep adalah apoteker dan asisten apoteker dibawah pengawasan apotekernya.
7.      Apotk dibuka tiap hari dari jam 08.00 s/d 22.00
8.      Apotek dapat ditutup pada hari-hari libur atau libur keagamaan setelah mendapat persetujuan dari Kakanwil Depkes setempat atau Kadinkes atau pejabat lain yang berwewenang.




















BAB III
PUSKESMAS CIJULANG

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas
            Puskesmas Cijulang pertama kali didirikan pada tahun  1958 bertempat di Dusun Haur Seah oleh dr.Badra .Lalu pada tahun 1965-1968 di Dusun Ciwaru masih dipimpin oleh dr.Badra yang kemudian diserah terima kepada dr.Zusi. Dan pada tahun 1995-1997 dipimpin oleh dr.Yeti Lukky. Kemudian pada tahun 1972 s/d 2012 puskesmas yang bertempat di Jln. Pasundan No.4 yang dipimpin oleh dr. Abu Hanifah. Dan pada tahun 2013 s/d sekarang bertempat di jalan Pasundan No.4 yang di kelola oleh Hj.Tini Supriatiningsih, S.IP.
            Puskesmas Cijulang sudah 55 tahun melayani masyarakat sekitar Kecamatan Cijulang yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat membantu masyarakat Cijulang dalam menangani masalah kesehatannya.
            Dalam kedudukan sebagai Pusat kesehatan masyarakat, Puskesmas Cijulang pernah mengikuti beberapa kegiatan pergerakkan kesehatan seperti Lomba PHBS yang diikuti oleh kader antar Desa yang berada di wilayah Cijulang dan mendapatkan penghargaan Juara Harapan III.
3.2 VIS dan MISI Puskesmas Cijulang
Ø  VISI Puskesmas Cijulang
Puskesmas Cijulang berusaha untuk mewujudkan penduduk di wilayah kerjanya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memilki derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Ø  MISI Puskesmas Cijulang
Puskesmas Cijulang di era desentralisasi berusaha untuk mewujudkan Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, merata, bermutu, terjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya.
3.3  Maksud dan Tujuan Puskesmas Cijulang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif. Puskesmas sendiri sebagai tempat pelayanan kesehatan terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang mempunyai 4 fungsi yaitu :
1.      Propontif ( pelayanan peningkatan kesehatan )
2.      Preventif ( pencegahan penyakit )
3.      Kuratif ( penyembuhan penyakit )
4.      Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan yaang dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan )
Upaya pelayanan kesehatan ditingkatkan dengan tujuan agar dapat menyelenggrakan upaya kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata oleh semua lapisan masyarakat yang paling bawah sekalipun. Untuk hal tersebut diatas diperlukan suatu management yang baik dan menyeluruh.
Salah satu management yang baik adalah dengan merencanakan suatu kegiatan berdasarkan data, sarana, prasarana dan tenaga yang ada dengan se-optimal mungkin sehingga suatu kegiatan dapat dilaksanakan sesuai tujuan dan mempermudah pengawasan, penilaian kegiatan serta mengajukan dan operasional suatu kebutuhan.
3.4 Logo Kesehatan

           


Arti Logo :
Ø  Palang Hijau terletak di dalam bunga wijayakusuma dengan lima daun mahkota makna Pancakarsa Husada yang melambangkan tujuan pembangunan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
Ø  Bunga Wijayakusuma ditopang oleh lima kelompok daun berwarna hijau melambangkan Pancakarya Husada pada hakikatnya adalah penjabaran makna pembangunan kesehatan
Ø  Bunga Wijayakusuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan kelopak daun berwarna hijau mempunyai makna melambangkan pengabdian luhur
Ø  Palang Hijau melambangkan pelayanan kesehatan
Ø  Logo yang bertulliskan ”BAKTI HUSADA” adalah pengabdian dalam upaya kesehatan paripurna
Ø  Bentuk Garis bulat telur melambangkan kebulatan tekad, keterpaduan dengan berbagai unsur dalam masyarakat.
3.5 Fungsi dan Tugas Puskesmas
            Menjadi Puskesmas Cijulang yang sehat, maka dapat menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Puskesmas Cijulang melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pelayanan kepada masyarakat dan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas untuk mecapai kesejahteraan bersama.
3.6 Struktur Organisasi Puskesmas Cijulang
            Struktur Organisasi adalah salah satu faktor terpenting dalam melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan, maka dapat dilihat dengan jelas hubungan tanggung jawab dan wewenang diantara semua anggota yang ada di dalam Puskesmas tersebut.
            Struktur Organisasi Puskesmas Cijulang terdiri atas :
Ø  Kepala UPTD yang di pimpin oleh Ibu Hj. Tini Supriatiningsih, S.IP
Ø  Kelompok Jabatan fungsional
Ø   Bagian TU :
a.       Adang Hermawan
b.      Adelia Susanti, SST
c.       Dodoh Munawaroh
Ø  Pelaksana Teknis Pelayanan :
a.       dr.Andant Dianny Kurniawan
·         Keperawatan :
ü  Titin Atisah, Am. Kep
ü  Erah, Am, Kg
ü  Yeti Kusmiati,S.Kep
·         Binaan Kesehatan Masyarakat :
ü  Hartuti, Am. Keb
ü  Elis Rosita, Am. Keb
ü  Hani Nurliani, SKM
ü  Rosih
·         P2 MPL
ü  Hartuti, Am. Keb
ü  Herna Ukaenah, Am. Keb
ü  Hani Nurliani, SKM
·         Apotek
ü  Yayat Rohayati
ü  Elis Dwi Agustina, A.Md, FAR
ü  Aida Nur Hidayat, A.Md, AFM









BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pelayanan Kesehatan Dalam Hal Penyediaan Obat bagi Masyarakat
            Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien khususnya bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan maupun masyarakat umum yang berobat ke puskesmas Cijulang harus mematuhi alur pemeriksaan pasien sebagai berikut :
·         Setiap pasien yang datang untuk berobat dan ingin mendapatkan obat dari apotek puskesmas atau dokter yang sedang praktek di puskesmas Cijulang harus mendaftar terlebih dahulu. Kemudian kartu berobat milik pasien yang tersimpan didalam lemari disiapkan berdasarkan bagian, narna status pasien yang menggunakan kartu Askes, Jamkesmas maupun Umum dan nama sesuai alfabet juga alamat pasien guna mempermudah pencarian.

1.      Setelah kartu berobat pasien ada, kemudian tuliskan hari dan tanggal berobat untuk memudahkan dalam entry data, lalu kartu disimpan didalam loker penyimpanan sesuai golongan kartu dan pemilik kartu tersebut di panggil sesuai nomor urut untuk diperiksa oleh dokter.
2.      Setelah pasien selesai diperiksa oleh dokter maka akan ada diagnosa dan resep obat kepada pasien yang dapat diserahkan ke apotek yang sudah tersedia di puskesmas Cijulang.
3.      Apabila pasien tidak dapat ditangani di puskesmas, maka dokter ataupun perawat akan membuat surat rujukan ke Rumah Sakit yang dapat menangani pasien dengan lebih intensif.
4.2 Pelayanan Apotek
            Puskesmas Cijulang melayani pemberian obat kepada masyarakat yang telah diresepkan oleh dokter praktek yang ada disini.
            Apotek wajib melayani resep dokter, baik dokter umum ataupun dokter spesialis lainnya. Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab apoteker pengelola apotek dan pelayanan resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi untuk kepentingan masyarakat. Apotek tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep dengan obat paten. Jika pasin tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat dan terjangkau. Apoteker dilarang menyalurkan barat atau menjual jasa yang tidak ada hubungannya dengan fungsi pelayanan kesehatan.
4.3 Penyerahan dan Pemberian Obat
               Setiap resep yang datang dari pasien apoteker wajib melayani. Apoteker harus gerak cepat dalam pemberian obat yang nantinya akan diberikan kepada pasien.
               Setelah pasien mendapatkan obat yang diinginkan, maka resep yang telah diserahkan kepada apotek tidak dapat dikembalikan kepada pasien. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomor penerimaan atau pembuatan resep. Resep yang mengandung narkotik harus dipisahkan dari resep lainnya, tandai dengan garis merah dibawah nama obatnya. Resep yang telah disimpan melebihi lima tahun dapat dimusnahkan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
4.4 Pengadaan dan Penyimpanan Obat     
                Dalam memperoleh obat dan perbekalan farmasi, apotek harus mengambil dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten Ciamis. Obat-obat tersebut harus memenuhi ketentuan daftar obat wajib apotek. Surat pesanan obat dan perbekalan farmasi lainnya harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama dan nomor SIK. Jika APA berhalangan dapat diwakili oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti.
               Permintaan obat-obat narkotik dan psikotropika harus ditandatangani oleh TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian). Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok dan harus memenuhi ketentuan pembungkusan dan penandaan sesuai Farmakope Edisi Terbaru atau yang ditetapkan oleh Badan POM.
               Obat yang datang dari Dinas Kesehatan akan diperiksa dahulu sebelum diserahkan kepada pasien, untuk mencegah kekeliruan bila ada  kesalahan atau barang yang tidak sesuai dengan pesanan kita. Pemeriksaan hendaklah memperhatikan obat,kemudian obat tersebut diterima daan ditandatangani sebagai bukti bahwa yang diantarkan dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten Ciamis telah diterima oleh apotek Puskesmas Cijulang.
4.5 Pencatatan Pengeluaran Obat
            Pencatatan pengeluaran obat harus sesuai dengan resep setiap hari dan resep bulanan yang dikeluarkan dari Puskesmas, PUSTU (Puskesmas Pembantu), dll. Penyerahan obat atas dasar resep harus dilengkapi dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan untuk etiket warna biru untuk obat luar. Setiap pengeluaran obat di apotek puskesmas Cijulang hendaklah dilakukan pencatatan (ekspedisi) mengenai pengeluaran jumlah obat dan tanggal pengambilan obat.














            Faktor Pendukung dan Penghambat  Dalam Pembuatan   Laporan
     Faktor Pendukung :
a.       Mendapatkan bimbingan dari guru produktif agar lancar dalam pembuatan laporan.
b.      Mendapatkan bantuan dari teman-teman kelas, agar dalam pembuatan laporan bisa cepat selesai.
c.       Do’a dari orang tua.
d.      Fasilitas sekolah yang cukup memadai.
       Faktor Penghambat :
         Kurangnya wawasan yang didapatkan tentang Puskesmas pada proses pembelajaran sehingga membuat bingung ketika membuat laporan.
            Faktor Pendorong :
-      Adanya bimbingan dari pihak puskesmas khususnya bagian apotek dalam pembuatan laporan PKL.
-      Adanya kerjasama dan kemauan untuk mencari sumber atau pustaka dalam menyelesaikan laporan PKL ini.










BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Cijulang  sangatlah penting untuk menunjang kesehatan semua masyarakat yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan sejak dini.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan semua kalangan masyarakat yang harus diperhatikan dengan baik, tujuannya yaitu untuk menjamin bahwa semua masyarakat  merasa nyaman dalam melakukan rutinitasnya sehari-hari. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan secara umum bagi rekan-rekan saya yang tahun depan akan melaksanakan sidang.
5.2 Saran
 1. Saran Untuk Sekolah
·         Meningkatkan kerjasama antar pihak sekolah dengan puskesmas, Rumah Sakit ataupun perusahan lainnya, agar dapat menjalin silaturahmi dengan baik dan mempermudah program praktek kerja lapangan untuk tahun-tahun berikutnya.
·         Lebih ditumbuh kembangkannya program sosialisasi Praktek Kerja Lapangan.
·         Lebih memperkenalkan diri ke masyarakat, supaya sekolah kita lebih di kenal lagi.
·         Hal-hal yang menyangkut Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dipersiapkan sebelum PKL dilaksanakan.
·         Persiapan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (terutama dalam hal penempatan dan persiapan siswa atau siswi seharusnya terorganisasi secara baik sebelum Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan).
 2. Saran Untuk Apotek Puskesmas Cijulang
·         Pelayanan terhadap pasien lebih ditingkatkan lebih baik lagi.
·         Lebih mempertahankan Kualitas pelayanan kefarmasian yang telah dilaksanakan.
·         Meningkatkan sarana dan prasarana.
·         Keberagaman jenis obat-obatan perlu ditingkatkan, agar permintan pasien terpenuhi.
·         Lebih Meningkatkan Kerapihan dalam penyusunan obat, karena hal ini dilakukan untuk meningkatkan kelancaran dan kecepatan dalam pelayanan.

                                                                                                                




Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!