Rabu, 12 Maret 2014

Bu, aku pengen kayak cewek ini, tiap minggu wajahnya selalu ada di majalah.”Ujar Calista sambil menujuk gambar cewek berpose seksi di salah satu majalah, “Calista, kamu jangan macam- macam ya, Ibu gak mau kalau anak ibu berpakaian yang aneh- aneh seperti di majalah itu.”Ujar Ibu. “Aneh gimana?ini kan model baju zaman sekarang, Ibu lihat dong penampilan aku nich, kayak anak kampungan.”Ujar Calista.”Kamu malu?Ibu saja tidak malu.”ujar Ibu, “Tapi Calista kan lain.”ujar Calista, “Lain gimana?”Tanya Ibu, Calista tidak menjawab pertanyaan ibunya, dia ngeloyor pergi.
“Bu, aku minta uang dong.”Ujar Calista, “Buat apa?”Tanya Ibu, “Ya buat Shopping lah..please…”Ujar Calista sambil memohon- mohon pada ibunya, “Minggu semalam kamu udah shopping, hari ini mau shopping lagi?”Tanya Ibu, “Ibu, pelit nich, anak gadisnya mau shopping aja dilarang.” Calista ngambek, “Ya sudah, “Ujar Ibu.

Calista adalah anak tunggal, mereka termasuk keluarga sederhana, ayah Calista adalah seorang polisi, tapi kecelakaan lalu lintas telah merenggut nyawa ayahnya, gara- gara ingin menolong seseorang yang hendak menyebrang, Ayah Calista di tabrak sebuah mobil yang sedang menyalip  kendaraan lain, sejak saat itu hidup mereka berubah, memang mereka masih tinggal di rumah dinas, tapi untuk kebutuhan hidup yang lain ibu Calista harus menjadi penjahit.
Calista sedang sibuk memilih- milih baju yang ingin dibelinya, tiba- tiba, “Sorry, bisa saya tahu nama kamu siapa?”Tanya seseorang yang ada disebelahnya, “Nama saya, untuk apa?” Tanya Calista, “Ehmm.. begini saya salah seorang agen foto model di majalah fashion, saya lihat kamu punya tubuh yang proporsional uantuk jadi seorang model,gimana kamu berminat jadi model gak?”Tanya orang tersebut, “Ehmmm…”Calista tampak sedikit kebingungan, “Oh ya, saya lupa memperkenalkan diri saya, nama saya Danar, nama kamu siapa?”Tanya Danar, “Nama saya Calista.”ujar Calista, “Ini kartu nama saya, kalo kamu berminat jadi model majalah, kamu bisa datang ke kantor saya. “Ujar Danar, “Baik Pak, saya akan datang.”ujar Calista, Danar tersenyum.
Calista sampai di rumahnya, sambil bersenandung Calista langsung ke kamarnya, “Calista, kamu sudah pulang?”Tanya Ibu, Calista tidak menjawab, dia langsung ke depan cermin, dan langsung berlenggak lenggok  di depan cermin.”Aneh…”batin ibu.
Sejak saat itu tanpa sepengetahuan ibunya, Calista pun menjadi seorang foto model. Wajah  yang cantik, ditambah sedikit polesan make-up membuat Calista semakin cantik. Selama ini Calista berbohong sama ibunya, setiap ibu bertanya , Calista selalu bilang ada urusan penting, seperti hari ini “Belakangan ini ibu lihat kamu sering keluar, pakaian kamu pun bagus- bagus, kamu gak shopping lagi kan?”Tanya Ibu, “Ibu tenang aja, aku kerja koq bu, nanti kalau gaji ku udah keluar aku bagi dech ke ibu. “Ujar Calista, “Kerja apa?koq ibu lihat kerja kamu gak pakai jam, sebentar kamu pergi siang, besoknya sore, bahkan kadang malam, dan jam 1 pagi kamu baru sampe di rumah, kamu kerja apa sich?”Tanya Ibu, “Ibu tenang aja aku gak kerja yang aneh- aneh koq, Ibu percaya sama aku kan?”Tanya Calista, Ibu mengangguk, “Nah, gitu dong…”Ujar Calista sambil mencium pipi ibunya.
Tiga bulan sudah Calista menjadi seorang model di majalah remaja itu, hari ini Calista di panggil oleh pak Danar, “Ada apa ya pak?”Tanya Calista, “Calista tidak terasa 3 bulan sudah kamu bekerja di sini, dan selama kamu jadi model majalah saya, omset penjualan majalah saya naik 70 %, dan itu semua berkat kamu, perusahaan akan mengadakan pesta besar- besaran di sebuah hotel, kamu datang ya?”ujar Pak Danar, “Hotel? maksud bapak?”Tanya Calista, “Kamu jangan berpikir negative dulu, bukan kamu saja, tapi semua model, sekalian kita akan adakan fashion show, dan model utamanya kamu, gimana?”Tanya Pak Danar.”Terimakasih pak, saya akan datang.”ujar Calista.
Acara yang dinanti- nanti pun tiba, dan seperti yang sudah di duga, Calista adalah model yang paling di tunggu- tunggu sama semua pengunjung, banyak agen- agen model yang datang, tidak itu saja beberapa pejabat penting pun tampak hadir di acara itu.Dewi keberuntungan memang sedang berpihak sama Calista, salah seorang tamu mengajak Calista bekerja sama, tentu saja Calista tidak menolak, apalagi harga yang di tawarkan kepadanya cukup tinggi untuk ukuran model pendatang baru seperti dirinya.
Sejak saat itu, Calista menjadi Super model yang sangat terkenal, banyak perusahaan – perusahaan besar ingin mengontraknya menjadi seorang model sabun mandi, produk minyak wangi, dan sebagainya, dan tanpa disadari Calista semakin tekenal, rumah mewah dengan semua kemewahan- kemewahan yang di dapat Calista tanpa disadarinya semakin membuatnya menjauh dari ibunya, Memang Ibu Calista tinggal di rumah Calista yang baru , tapi Ibu merasa sangat kesepian, apa lagi kalau Calista pulang, dia langsung tidur tanpa sempat ngobrol dengan ibunya.
Sejak saat itu, hubungan ibu dan anak itu pun semakin renggang, Calista terlalu  sibuk dengan segala kegiatannya,sedangkan ibu lebih sering di urus  sama salah satu pembantu rumah tangga, “Bu, kapan ibu mau ke dokter?Bi tarsih temenin ya buk.”ujar Bi Tarsih pembantu yang sudah 3 bulan lebih menjadi pembantu di rumah mewah Calista. “Gak, saya mau diantar anak saya saja, bi.”ujar Ibu, “Tapi kan Non Calista sedang sibuk.”ujar Bi Tarsih, “Sesibuk- sibuknya dia, dia pasti ada waktu untuk saya ibu kandungnya, bibi tenang aja ya.”ujar Ibu, Bi tarsih hanya bisa diam mendengar kata majikannya itu.
Rumah besar itu benar- benar sepi, hanya Ibu dan Bi tarsih yang ada di rumah itu, sementara Calista tinggal di sebuah apartemen mewah yang sudah di siapkan perusahaan untuk model- model besar seperti dirinya.Ibu pun menelepon Calista, “Halo, nak, apa kabar?”Tanya Ibu di ujung telepon.”Baik bu, ibu apa kabar?”Tanya Calista, “Ibu sakit nak, kapan kamu pulang?”ujar ibu, “Aduhh bu, aku gak bisa pulang untuk beberapa bulan ini, apartement ini nyaman lo buk, kapan- kapan ibu aku ajak kesini ya.”Ujar Calista, “Gak usah, Ibu gak mau kesana, ibu hanya mau kamu pulang nak.”ujar Ibu, “Ibu, tapi aku gak bisa pulang, masih banyak kerjaan lagi pula aku betah di sini, dekat dengan mall bu.”Ujar Calista, “Calista… kamu masih hobi shopping ya?baju dan tas serta pernak- pernik kamu sebagai model udah kebanyakan, mending uangnya kamu tabung, jangan lupa sedekah untuk orang- orang yang gak mampu ya nak,” ujar Ibu. “Ibu….uang ini kan punya Calista, terserah Calista dong mau diapakan uangnya.”Ujar Calista, “Ibu hanya menasehati kamu saja. Kamu harus ingat….”ujar Ibu, tiba- tiba,Tut..Tut.. telepon terputus, “Calista… halo, halo nak…”ujar ibu.
Penyakit Ibu semakin parah, Ibu pun dirawat di rumah sakit dokter memvonis Ibu terkena hipertensi (darah tinggi), Bi tarsih yang selalu setia menjaga ibu, menelepon Calista, “Halo non …”ujar Bibi, “Ada apa sich bi?sebentar lagi aku mau fashion show nich..”ujar Calista, “Ibu… ibu non di rumah sakit. “Ujar Bibi.”Ya udah, tolong bibi jagain ya, aku masih sibuk nich.udah dulu ya bik.”Ujar Calista sambil menutup handphone nya
Kondisi Ibu semakin parah, dokter sudah “angkat tangan” melihat kondisi Ibu, “Maaf bu, apa ibu ini punya keluarga?”Tanya dokter pada bi Tarsih, “Saya pembantunya dokter,”Ujar Bi Tarsih, “Maksud saya suami atau anaknya.”ujar dokter, “Suami ibu sudah meninggal karena kecelakaan dokter, kalau anaknya lagi sibuk jadi gak bisa kesini.memangnya ada apa dengan majikan saya dokter? “tanyaBi Tarsih.”Ibu ini terkena hipertensi, tensi darahnya 200, dan ibu ini terkena stroke, makanya saya perlu bicara sama anak atau pun keluarga yang lain.”ujar Dokter, “Apa dokter, stroke?ya Allah….”Bi Tarsih histeris.
Ibu sudah di rawat di rumah sekarang, Bi Tarsih sudah sangat kewalahan mengurus semuanya, dia harus mengurus urusan rumah tangga, juga harus menjaga majikan kesayangannya itu, apa lagi Ibu semakin manja, Ibu sebenarnya butuh perhatian, tapi anak tunggal kesayangannya lebih memilih tinggal di apartement dari pada mengurus ibu kandungnya sendiri, telepon pun Calista sudah sangat jarang.”Calista sibuk bu, jadi belom sempat kesana.”Selalu itu alasan Calista saat ibu nya ingin bertemu dengannya.
Hari ini jadwal Calista bersama agency nya berkunjung ke panti jompo dalam acara bakti sosial, Calista melihat orang- orang tua yang “Di buang” oleh anak- anaknya, dengan alasan sudah tua, pikun, penyakitan, dan lain- lain, Calista pun melihat seorang ibu setengah baya sedang menyulam,Calista pun menghampiri Ibu itu, “Ibu sedang apa?”Tanya Calista, “Ibu sedang menyulam, Ibu mau buat syal untuk anak ibu, anak ibu jarang ke sini, jarang menjenguk ibu di sini, Ibu rindu nak, tapi anak Ibu gak perduli dia terlalu sibuk dengan kegiatannya, “ujar Ibu itu. Deg….jantung Calista berdegup kencang, “Ada apa ini?kenapa perasaan ku gak enak ya?”batin Calista, “Calista, ayo kita ke panggung, kita bakal bagi- bagi souvenir, ayo…”Ujar Dini teman Calista sambil menarik tangan Calista,Acara berlangsung sangat meriah, sampai- sampai Calista tidak menyadari HP nya berbunyi.
Setelah acara selesai,Calista pun pulang ,mobil Calista melaju kencang, entah kenapa malam ini dia ingin cepat- cepat sampai di rumah, setibanya di rumah, Calista melihat rumah kosong, “Ibu……Bibik…..”panggil Calista, saat Calista ingin menelepon ke rumah, dia melihat ada 5 miscall dari hp ibunya, Calista pun mencoba menelepon ibunya, “Halo, bu…..Bi tarsih mana?aku udah di depan pintu nich, aku gak bawa kunci buka pintunya ya bu…”ujar Calista, “Non, ini bibik,”Ujar Bibik, “Loh, koq hp ibu sama bibik sich?”Tanya Calista, “Ibu lagi rumah sakit non, Ibu lagi di ruang ICU, darah tinggi ibu kumat lagi, dan sekarang koma, non ke sini ya.”Ujar Bibik, “Apa???”Teriak Calista.
Calista pun sampai di rumah sakit, Calista melihat dokter sedang bicara sama bibi, “Dokter, ada apa dengan ibu saya?”Tanya Calista. “Tensi Ibu anda sangat tinggi, dan Ibu anda sudah kena stroke yang kedua, kalau sebelumnya hanya tubuh sebelah kiri yang tidak berfungsi, kali ini seluruh tubuh ibu anda tidak dapat berfungsi.”Ujar dokter.Calista berlari ke ruangan tempat ibunya di rawat, “Ibu….maafin Calista….”Calista menangis, Ibu hanya dapat menatap anak semata wayangnya itu, Ibu mencoba untuk tersenyum, tapi tidak bisa, ibu ingin bicara tapi tidak bisa, hanya air mata yang ibu punya untuk anak kesayangannya itu, tiba- tiba nafas ibu sesak, Calista pun lari memanggil dokter, hanya bi Tarsih yang ada di samping ibu, tiba- tiba, “Tiiiiiiiiit….mesin pacu jantung ibu berhenti, Saat Calista dan dokter sampai ke ruangan ibu di rawat, Ibu sudah meninggal, “Dokter, tolong ibu saya, berapa pun biayanya akan saya tanggung.”Ujar Calista, “Maaf, tapi saya tidak dapat mengembalikan nyawa ibu anda dengan uang.”Ujar dokter, “Maksud dokter?”Tanya Calista, “Saya turut berduka cita.”Ujar dokter, Calista terdiam, air mata terus menetes dari pipinya.

Di gundukan tanah merah itu, calista masih menangis, “Maafin Calista bu…Maaf karena Calista terlalu sibuk dengan urusan Calista sampai- sampai Calista  jarang menemani ibu.”Ujar Calista sambil terisak di tanah yang masih merah itu, tiba- tiba HP Calista berbunyi, “Halo Calista, kontrak yang kamu tanda tangani seminggu yang lalu sudah selesai, paspor sudah saya urus, kamu bisa ke Singapura Besok, selamat ya, ini adalah awal karir kamu untuk go internasional seperti impian kamu, selamat ya…”Ujar Pak Danar, Calista hanya dapat menangis di gundukan tanah merah itu.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!