Rabu, 12 Maret 2014

Anak Punk Berhati Pink
            Suatu ketika, Jaka dan temannya mempunyai khayalan untuk membangun sebuah rumah singgah. Meskipun mereka anak2 jalanan tapi mereka berhati mulia. Keinginan itu ada sejak mereka membentuk sebuah club anak punk, dengan nama ‘pink-nya punk’.
Hmmm…..keliatannya seperti tak mungkin, tapi mereka sering bilang kalo hidup itu berawal dari mimpi. Dan hidup pasti akan berubah. Jaki , saudara kembar Jaka ingin sekali membantu teman-teman yang  sama seperti mereka.
Tiba-tiba datanglah Susi, teman Jaka dan Jaki juga.
“wooiiii…..pada ngapain nihh?? Seriuss amat…”

Tapi semuanya hanya menggeleng-geleng kepala. Kemudian Susi menawarkan nasi bungkus yang dibawanya pada anak-anak punk yang lain. “weeee,,,,makan nih..!!” kata Jaka.
Dengan lahapnya mereka makan nasi bungkus itu, meskipun hanya dengan lauk seadanya.
Tapi inilah hidup mereka, di jalanan , melawan kerasnya kehidupan. Andai mereka dapat memilih, pasti mereka lebih memilih jadi orang kaya saja, euummm….atau jadi koruptor, biar masuk lapas tapi tetap bebas. Tapi mereka tak pernah mengeluh dengan kenyataan yang ada.
Apapun yang terjadi mereka selalu hadapi bersama, mereka selalu bisa tersenyum bersama, canda tawa selalu menghiasi hari mereka. Beban pun tak terasa jika dilewati bersama. Setelah selesai makan mereka pergi ke kota untuk ngamen. Salah satu usaha agar mereka tetap bisa bertahan hidup dan bisa makan. Kebersamaan mereka yang patut kita tiru. Solidaritas yang tinggi mereka,  membuat kita sadar bahwa hidup ini membutuhkan teman. Sering kali mereka dianggap orang-orang aneh, atau orang-orang yang mengganggu ketenangan warga. Tapi mereka tak seperti itu. Tak peduli apa kata orang, asal mereka sendiri tidak membuat onar.
Dari lampu merah ke lampu merah lagi, dari satu mobil ke mobil yang lain mereka hampiri, dengan menyanyikan lagu.
“ hey kawan-kawan…kayanya hasil kita hari ini lumayan banyak nih, cukup lah buat makan siang” ujar Jaka, sebagai kepala suku dari ‘pink-nya punk’.
Semuanya serentak menjawab “ok bossss…!!”.
Tiba-tiba Jaka merasa kehilangan Susi, ternyata Susi sedang kebelet pipis. Wajarlah Jaka merasa cemas karena Jaka menaruh hati pada Susi selama ini. Seperti kisah anak SMU saja. Ditengah kebingungan Jaka, Susi pun datang dengan Dewi. “ehh maaf ya nunggu lama..kebelet pipis” ucap susi. Jaka hanya bisa tersenyum lega melihat kedatangan Susi.
“gimana sih loe?? Si Jaka kan cemas ma loe,,,” kata Jaki.
Susi hanya bisa tersipu malu mendengar ucapan Jaki. Calon adik ipar,,,,! Hee.
            Setelah itu mereka ngamen di tempat biasa yang sering mereka datangi. Disana mereka bertemu dengan Saleh, mantan anak punk yang sudah insaf jadi orang baik-baik. Bukan tidak mungkin jika seorang anak punk bisa insaf juga. Saleh terlihat lebih alim dari sebelumnya, dan dia pun sudah menikah dengan anak seorang pengusaha kaya. Nasib baik bagi Saleh. Namun, meski Saleh sudah berubah menjadi alim, dia tetap ingat saat masih bersama dengan anak-anak punk di jalanan. Dan mereka ngobrol-ngobrol untuk mengenang masa lalu, dan Saleh pun memberi semangat pada teman-teman yang lain untuk tetap berjuang menghadapi hidup yang keras ini.
Hidup ini memang ironis, apa yang menurut kita mustahil, tapi bisa saja terjadi dengan kehendak Sang Pencipta.
“eh Saleh…loe beruntung banget bisa jadi konglomerat dadakan gini,,punya mobil mewah,rumah gede, istri yang cantik pula,,,hebat loe Leh,,” ucap Toni sambil menepukan tangan ke bahu Saleh.
“ya bisa lah bang…saya juga gak mengira bisa  seperti ini.” Jawab Saleh dengan tenang. Memang benar sekali apa yang telah diucapkan Saleh, semuanya bisa saja berubah.
Jaka dan kawan-kawan nampaknya sangat merindukan Saleh, tak terasa jam makan siang sudah tiba. Karena Saleh sudah jadi konglomerat, maka kawan lamanya ditraktir makan siang oleh Saleh. “sering-sering aja Leh kaya gini…..jadi kita gak usah keluarin keringat buat cari makan” ucap Dewi pada Saleh sambil melempar senyuman manis padanya.
 “ya entu sih pengenya loe wi…gak kerja keras tapi makan enak..hukkhhh….mimpi kali neng”,kata Toni,cowoknya Dewi.
            Canda tawa mereka selalu diingat oleh Saleh, karena sebelum Saleh sukses merekalah yang selalu menemani dan menghibur Saleh.
Seketika itu ada yang menelpon Saleh, partner bisnis Saleh ingin bernegosiasi, akhirnya Saleh harus pamit pergi dengan rasa rindu yang masih tersisa dihatinya.
“duh orang sibuk nih..sukses terus bray”….do’a Jaka pada Saleh. Ternyata ada juga teman kita yang udah sukses. Ketika mereka sedang beristirahat, Jaki melihat ada ibu-ibu yang sedang dihadang penjambret, dengan sigap Jaki berlari dan memukuli sang penjambret. Cita-cita Jaki memang ingin menjadi seorang polisi. Tak heran jika Jaki sangat tanggap terhadap tindakan criminal. Sang korban sangat berterimakasih pada Jaki, sambil terucap do’a agar cita-cita Jaki bisa tercapai.
Anak-anak punk ini memang terlihat sangar dari luar, namun hati mereka baik, dan berjiwa social tinggi. Siang mulai berganti menjadi sore, matahari mulai tenggelam. Mereka mulai merasa lelah dan ingin beristirahat. Tak ada tempat yang layak seperti yang mereka impikan selama ini, mereka hanya tidur di pipir jalan dengan hanya beralaskan Koran. Sungguh tragis memang kehidupan jalanan, tidak seperti yang kita bayangkan. Toni,Jaki,dan Dewi sudah tertidur pulas. Susi masih melek karena teringat akan ibunya di kampung halaman, Jaka menghampiri susi yang sedang sendiri. Dia mencoba untuk menghibur Susi, dan mulai menunjukan tanda-tanda bahwa dia care sama Susi.
            Ternyata diam-diam Susi pun mempunyai perasaan yang sama dengan Jaka. Wah mereka saling suka. Tunggu apalagi?? Hanya saja Jaka belum berani untuk mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan hati.
Perlahan tangan Jaka mulai menggenggam tangan Susi dan menawarkan bahunya untuk jadi sandaran Susi. Suasana malam yang dingin terasa lebih hangat dan romantis, Jaka merasa ingin selalu menemani dan menjaga Susi. Apalagi Jaka sangat senang jika melihat Susi  tersenyum manis. Perlahan mata Susi mulai terpejam, dan dia pun tertidur di bahu Jaka.

            Hari yang sangat melelahkan namun mengesankan, Karena SELALU DILEWATI BERSAMA ORANG-ORANG YANG KITA CINTAI. Kebahagiaan tak harus bergelimang harta, namun harta yang membutuhkan kebahagiaan. Malam telah berlalu, matahari telah memancarkan sinarnya. Belum ada perubahan dalam hidup mereka, masih tetap seperti hari-hari sebelumnya. Tapi mereka tak pernah menyerah untuk tetap berjuang demi kelangsungan hidup mereka.
            Seperti biasa setiap pagi mereka tak pernah mandi, saat bangun tidur yang mereka rasakan hanyalah rasa lapar. Tanpa berpikir panjang, mereka segera pergi mencari makanan. Seketika itu mereka melihat seorang Kakek tua mendorong gerobak Bubur Ayam, namun Kakek tua itu mendapat kesulitan. Roda gerobaknya bocor, Jaka dan kawan-kawan segera menghampiri si Kakek, namun pemikiran si Kakek berbeda karena Kakek mengira segerombolan anak muda itu akan membuat onar. Tapi setelah Kakek lihat mereka malah membantu si Kakek membetulkan roda gerobaknya yang bocor. Dan akhirnya selsailah pekerjaan mereka. Si Kakek pun memberikan Bubur gratis pada mereka sebagai ucapan terimakasihnya. “Ternyata berbuat baik itu menyenangkan yah,,selain perut kita kenyang kita juga bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,,” tutur Toni.
            Saat mereka hendak pergi ngamen, terlihat dari kejauhan segerombolan anak funk lain membawa senjata tajam. Sebenarnya Jaka telah mengetahui maksud dari kedatangan segerombolan anak funk tersebut yaitu untuk merebut daerah kekuasaan milik Jaka, namun Jaka belum memberitahukan hal tersebut kepada teman-teman nya. “mereka mau apa datang kemari,” Tanya Susi. “entahlah, aku juga tak tahu,” Dewi menjawab. “aku lupa belum memberitahu kepada kalian tentang masalah ini, sebenarnya kedatangan meraka kesini ingin merebut daerah kekuasaan kita, supaya daerah kekuasaan mereka semakin luas. Namun aku tak akan biarkan hal itu terjadi, biar bagaimanapun kita berhak atas daerah ini,” jawab Jaka. Mereka semua berkata,”kita harus bersatu untuk melawan mereka semua sekuat tenaga.
            Dan akhirnya terjadilah tawuran secara besar-besaran, tak ada pihak lain yang ikut campur. Tak ada yang berani keluar rumah saat tawuran itu terjadi. Meski Jaka dan teman-temannya tidak membawa senjata, mereka tetap berjuang dengan tangan kosong. terjadilah pertumpahan darah diantara kedua kelompok yang berbeda tujuan itu. Tanpa mereka sadari datanglah sebuah mobil mewah yang dikawal oleh bodyguard yang bertubuh kekar, sesaat itu pula pandangan mereka tertuju pada mobil mewah tersebut. Pria tampan keluar dari mobil mewah berwarna hitam itu, dan ternyata pria tampan itu tak lain adalah Shaleh. “ayo kalian lawan meraka,” perintah Shaleh kepada para bodyguardnya tuk melawan kelompok anak funk yang tawuran dengan temannya itu. Tanpa ada perlawanan dari para bodyguard Shaleh,mereka kabur karena ketakutan melihat tubuh yang besar  dan kekar.
            Sekali lagi kata terimakasih terucap dari bibir polos mereka, “kok kamu bisa ada disini,” Tanya Toni. “sebenarnya maksud saya datang kesini, untuk menawarkan sesuatu pada kalian,” Shaleh menjawab. Hah,, apa-apa??? Kamu mau ngajak kita makan siang lagi,” Tanya Dewi. Apaan sih kamu Dew, yang ada di pikiran kamu hanya makanan saja,, maksud aku tuh, aku mau nawarin kalian rekaman. Kebetulan aku punya teman yang punya studio rekaman, dan aku lihat kalian punya bakat jadi penyanyi,”tutur Shaleh. “Wah bener nih,, emang rezeki gak kemana yah,” Jaka melanjutkan. Mereka sangat senang mendengar berita tersebut.
            Hari demi hari telah berlalu, sekarang mereka punya kesibukan lain yaitu mempersiapkan lagu untuk rekaman. Mereka sudah tidak sabar lagi untuk segera terkenal, hayalan-hayalan sudah mamenuhi pikiran mereka. Dan hari yang ditunggu-tunggu pun telah datang, hari ini mereka akan rekaman. Mimpi-mimpi mereka selama ini akan segera terwujud. Rekaman perdana  mereka telah selesai, semua berjalan lancar mereka tinggal menunggu hasilnya saja.
            Sejak proses rekaman itu nama mereka sangat dikenal di seluruh Indonesia, jelas saja lagu mereka sangat popular. Tak jarang lagunya di putar di radio-radio.
Dari bulan ke bulan mereka kian menunjukan axistensinya di dunia hiburan, dari jerih payah mereka slama ini mendatangkan kesuksesan bagi mereka. “tak sia-sia kita banting-tulang tiap hari, ternyata Tuhan punya rencana lain. Temen-temen akhirnya kita bisa sukses,” tutur Jaka.
“terimakasih ya Allah, kau telah berikan kami kenikmatan yang tak ada duanya. Kami akan menjaga apa yang telah Engkau berikan kepada kami” Toni menambahkan.
Tersirat di benak Jaka akan impian anak-anak funk untuk membuat rumah singgah itu, Jaka pun sudah berniat akan mewujudkan impian itu jika honor dari penjualan album perdananya sudah cair. Dan dia pun ingin mempersunting Susi,Jaka ingin Susi jadi ibu dari anak-anak Jaka. Menghabiskan sisa hidupnya bersama wanita yang ia cintai.
Berbeda dengan keinginan Jaki,yang ada di otaknya adalah strategi-strategi untuk menjadi polisi yang handal menangkap penjahat. Dan ingin mengabdikan diri pada Negara sebelum mempunyai anak dan istri.
            Kehidupan mereka terlihat lebih bersinar setelah masuk dapur rekaman. Pemasukan-pemasukan mulai mengalir, jadi tidak usah berpanas-panasan di jalanan untuk mendapatkan sesuap nasi saja. Tampilan mereka pun mulai dibenahi,agar terlihat lebih menarik dan trendy, mulai dari gaya rambut hingga model pakaian mereka pun mulai dirubah. Mereka pun ingin menjadi orang yang lebih baik dan mengikuti jejak langkah Shaleh, kawan yang sangat baik bagi mereka. Beberapa minggu kemudian kehidupan mereka menjadi lebih baik dan terlihat lebih fresh. Susi mulai merasa tertarik pada Jaka. Dan dia ingin membalas cinta Jaka padanya. Suatu hari Jaka memberanikan dirinya untuk mengungkapkan semua isi hatinya pada sang pujaan hati. Jaka mengajak Susi dinner di salah satu café dekat taman kota. Susi pun menerima ajakan Jaka.
Pada saat dinner nanti Jaka akan menyatakan cintanya pada Susi.
            Tibalah saat yang ditunggu-tunggu itu, Jaka menjemput Susi. Begitu sampai di tempat Susi, Jaka terlihat gugup dan malu-malu. Namun karena cintanya yang membara dia mencoba untuk melawan semua rasa itu. Ketika pintu terbuka,,,,,Jaka terpesona dengan penampilan Susi yang sangat berbeda itu, dia tampak lebih anggun dari biasanya. Susi memakai gaun cantik dan mencoba memakai sepatu hak tinggi,meskipun belum terbiasa dan masih terlihat sangat kaku. Sesampainya ditempat tujuan, mereka mulai berbincang –bincang, saling meluapkan isi hati mereka.
“guee….pngen loe jadi ibu dari anak-anak kita Sus,,dan guee pengen loe temenin guee sampe jantung gue gak berdetak lagi,,”tutur Jaka. Susi hanya bisa tersenyum manis dan menganggukan kepala dengan perlahan sebagai tanda bahwa dia menerima lamaran Jaka. Mulai saat itu Jaka dan Susi serius menjalin hubungan. Dan berencana melanjutkan ke jenjang pernikahan. Malam hampir larut. Susi pun mengajak Jaka pulang. Sepanjang perjalanan pulang mereka sangat bahagia, dan itu adalah malam pertama mereka ngedate bareng.
            “Gue gak mimpi kan???....gue bener-bener seneng banget malem ini..cinta gue bisa loe trima  Sus..kalo ja gue tau loe bakalan nerima gue pasti dari dulu gue dah nembak loes”ucap Jaka dalam benaknya. Sampailah di depan kediaman Susi, Jaka mengucap kata perpisahan dengan lembut dan memberikan ciuman hangat di kening Susi.
Keesokan harinya anak-anak “pink-nya funk” mulai membuat single kedua mereka. Hari demi hari pasti mereka mendapat pengalaman baru, dan karir mereka semakin melejit. Tinggal selangkah lagi menuju masa depan yang cerah.
Satu jam kemudian Shaleh memberikan sejumlah uang tunai, tentunya anak-anak ini sangat kegirangan. Jaka kemudian berunding sejenak dengan teman-temannya, mereka ingin menggunakan uang tersebut dengan tepat dan digunakan untuk membantu yang lebih membutuhkan.
            Akhirnya Toni menyarankan agar sebagian dari uang itu diberikan untuk anak-anak yatim di panti, dan anak-anak “pink-nya funk” yang lain pun setuju.Mereka kemudian pergi dengan  segera menuju panti asuhan, niat mereka sungguh mulia, meskipun dari luar terlihat bringasan namun hati mereka pink ( baik hati dan tidak sombong). Sesampainya di panti, sambutan dari pemilik tempat itu sangat baik dan ramah. Jaka menuturkan niat mulianya pada Bu Endah, kepala panti Kasih Bunda. Bu Endah sangat bersyukur karena masih ada yang memperdulikan nasib anak yatim, apalagi mereka ini adalah anak-anak funk yang terkesan tukang buat onar dan meresahkan masyarakat. Tapi menilai itu tak harus dari penampilan luarnya saja, kita harus melihat isi hatinya juga.
            Seharian anak-anak funk itu menghabiskan waktu bersama anak Kasih Bunda, berbagi kisah dengan mereka, dan mereka sadar betapa pentingnya arti sebuah keluarga dalam hidup ini. Tanpa keluarga kita bukanlah apa-apa. Tak bisa hidup dengan seorang diri, karena manusia adalah makhluk social yang membutuhkan bantuan orang lain. Hmmmm…. Inilah hidup.!!
Lucunya…. Jaka dan Susi membayangkan bagaimana jika mereka mempunyai anak kelak, mereka ingin mempunyai 3 orang anak. Terlebih lagi Susi itu menyukai anak kecil. Jadi mereka tidak merasa kaku menghadapi anak kecil.
Karena hari semakin sore, anak funk itu pamit pulang, pada anak-anak panti juga pada ibu Kepala panti. Para anak yatim itu berharap mereka sering-sering datang menjenguk mereka.
Tak terasa hari semakin gelap, Jaka dan kawan-kawan ingin melepas rasa lelah, mereka semua pergi ke pantai. Dan menginap di Villa Permata milik Shaleh. Yang tak lama lagi Villa itu akan jadi milik anak “pink-nya funk” sebagai hadiah dari Shaleh, sang sahabat sejati.
Suasana pantai yang dingin, namun tetap teras hangat karena kebersamaan dengan orang-orang yang disayangi. Suara debur ombak yang melintas di telinga membuat suasana pantai semakin terasa mengesankan. Ditambah dengan iringan music gitar yang dimainkan Toni, mereka bernyanyi bersama untuk menambah kehangatan malam itu.
Hidup ini sulit ditebak, karena sudah ada yang mengaturnya dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi sebelum kita melewatinya. Seperti halnya kisah hidup anak-anak funk ini. Seminggu kemudian Jaka dan kawan yang lain ingin mewujudkan satu lagi impian mereka, membangun sebuah rumah singgah untuk mengenang masa-masa bahwa mereka adalah sekelompok anak funk sebelum mereka menjadi sukses seperti sekarang ini.  
Karena mereka sudah punya uang banyak maka mereka bisa membangun rumah singgah itu dalam waktu satu minggu. Tempat itu dibuat khusus untuk tempat singgah para anak-anak funk lain. Akhirnya keinginan mereka bisa tercapai, tak sekedar mimpi di siang bolong saja.
Dua hari setelah itu, Jaka melamar Susi dan mereka ingin melangsungkan pernikahan di Rumah Singgah itu. Pestanya sangat meriah, dan tamu yang datang pun sungguh unik, teman karir mereka juga sebagian dari anak-anak seperjuangan, datang hanya untuk sekedar mengucapkan selamat.
Akhirnya hidup mereka bahagia,,seiring waktu bergulir…..
           

TAMAT
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!