Selasa, 02 Oktober 2012



Hukum sholat malam adalah sunah muakkad, yaitu mendekati wajib tetapi tidak wajib. Dengan kata lain, shalat malam sangat dianjurkan, itulah sebabnya para orang saleh terdahulu menjadikan shalat malam sebagai kebiasaan. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah subhana wa ta'ala'

”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (QS. Al Israa ” 79)

Waktu shalat malam adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Dengan demikian, semua shalat yang dilakukan setelah 'isya (di luar shalat sunat rawatib 2 raka'at setelah 'isya) sampai masuknya waktu shubuh, disebut dengan shalat malam.

Lalu, bagaimana dengan tahajjud? Apakah bedanya dengan shalat malam?

Ibnu Faris berkata, “Adapun orang yang ber-tahajud (اَلْمُتَهَجِّدُ) adalah orang yang salat di waktu malam.” (Lihat Fathul Bari, 3:5, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Cet. 1, Thn. 1419 H/1998 M)

Dari terjemahan tersebut, diketahui bahwa shalat malam dan tahajjud adalah hal yang sama. Hanya beda istilah saja.

Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk tahajjud, kita harus tidur terlebih dahulu. Anggapan ini kurang tepat karena tidur bukanlah 'keharusan' atau 'syarat sah'nya tahajjud.

Rasulullah salallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila kamu mengantuk ketika shalat, maka tidurlah terlebih dahulu sampai hilang rasa kantukmu. Karena bila kamu mengantuk dalam shalat, mungkin suatu ketika kamu bermaksud memohon ampunan kepada ALLAH, tetapi ternyata kamu justru memaki-maki diri kamu sendiri."
[HR. Bukhari 205, Muslim 1309]

Tidur terlebih dahulu adalah anjuran, bukan keharusan, karena waktu utama tahajjud adalah 1/3 terakhir malam agar kita tidak mengantuk dan kepayahan. Namun, semampu kita, tidur ataupun tidak tidur terlebih dahulu, shalat malam adalah ibadah yang sangat direkomendasikan karena banyak sekali keutamaannya.

Semoga Allah memudahkan kita mengamalkannya.


Tahajjud (Arabic: تهجد), yang juga disebut sebagai sholat malam” merupakan suatu sholat sunnah, yang dilakukan oleh pemeluk Islam. Sholat ini bukan merupakan sholat wajib lima waktu yang diharuskan bagi seluruh umat Muslim, walau begitu, nabi Islam, Muhammad S.A.W. diriwayatkan melakukan sholat ini di banyak waktu dan mendorong para sahabatnya untuk melakukannya untuk meraih banyak pahala dan keuntungan.
Bukti-bukti di dalam Al Qur’an akan sholat Tahajjud
Di dalam buku terkenalnya, Fiqh As-Sunnah, Sheikh Sayyid Sabiq memaparkan subyek Tahajjud sebagai berikut:
"Memerintahkan Rasul-Nya untuk melakukan sholat Tahajjud, Allah S.W.T. berfirman yang artinya:
* {Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat Tahajjud (sebagai suatuibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.}* (Al-Israa’ 17:79)
Perintah ini, walau pun ditujukan khusus kepada Muhammad (S.A.W), juga dimaksudkan kepada seluruh umat Muslim, dimana Mohammad (S.A.W) merupakan contoh sempurna dan panduan bagi seluruh umat di dalam segala hal.
Terlebih lagi, melakukan sholat Tahajjud terus-menerus akan mendorong seseorang dalam kebenaran dan menolong seseorang memperoleh karunia dan rahmat Allah S.W.T. Dalam memuji mereka yang melakukan sholat di tengah malam tersebut, Muhammad(S.A.W) mengatakan yang artinya:
* {Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri}* (Al-Furqan 25:64)
Bukit-bukti di dalam Hadist
Disamping ayat-ayat Al Qur’an tersebut, terdapat juga beberapa hadist (yang diriwayatkan dan dikonfirmasikan secara tradisi dari Mohammad (S.A.W) yang memperkuat akan pentingnya Tahajjud.
Etiket dalam Sholat
Tindakan-tindakan berikut direkomendasikan bagi mereka yang hendak melakukan Sholat Tahajjud:  Setelah pergi tidur,  seseorang harus memiliki niat untuk melakukan Sholat.  Abu Ad-Darda' mengutip Muhammad(S.A.W) yang mengatakan:
“Siapapun yang pergi tidur dengan berkeinginan bangun dan melaksanakan sholat di waktu malam. tetapi, menjadi terlelap dalam tidurnya, gagal melakukan sholat, dia akan dicatat sebagaimana kehendaknya, dan tidurnya akan dihitung sebagai amal (tindakan yang dirahmati)) baginya dari Tuhan-nya.” (An-Nasa'i dan Ibn Majah)
Di waktu bangun, direkomendasikan bagi seseorang untuk membasuh mukanya, menggosok gigi, dan melihat ke langit dan berdoa sebagaimana yang dilaporkan dari Mohammad (S.A.W)
Abu Hudhaifa melaporkan:
"Kapan pun Nabi hendak pergi tidur, beliau akan membaca: (Dengan Nama-Mu, Ya Allah, Aku meninggal dan Aku hidup)." Dan ketika beliau bangun dari tidurnya, beliau akan berkata: (Segala puji adalah bagi Allah yang membuat kami hidup setelah Dia membuat kami mati (tidur) dan kepada-Nya-lah kami dibangkitkan)" (Al-Bukhari)
Seseorang harus memulai dengan dua raka’at pendek dan kemudian dapat berdoa apa pun yang dia harapkan setelahnya. `A’ishah mengatakan:
“Ketika Nabi melaksanakan sholat di waktu tengah malam, beliau akan memulainya dengan dua raka’at pendek.” (Muslim)
Direkomendasikan bagi seseorang untuk membangunkan anggota keluarganya, dimana Abu Hurairah melaporkan bahwa Mohammad (S.A.W) mengatakan:
“Semoga Allah memberkahi seseorang yang bangun di malam hari untuk sholat dan membangunkan istrinya dan siapa pun, jika dia menolak untuk bangun, cipratkan air pada mukanya. Dan semoga Allah memberkahi para wanita yang bangun di malam hari untuk sholat dan membangunkan suaminya dan, jika dia menolaknya, cipratkan air ke wajahnya.” (Ahmad)
Waktu yang direkomendasikan untuk Tahajjud
Tahajjud boleh dilaksanakan di awal sebagian malam, pertengahan sebagian malam, atau di akhir sebagian malam, tetapi diharuskan setelah Sholat Isya’ (sholat malam).
Dalam meng-komentari hal ini, Ibn Hajar mengatakan:
“Tidak ada waktu tertentu dimana Nabi (kedamaian dan keberkahan baginya) akan melaksanakan sholat tengah malamnya, tetapi dia selalu melaksanakan apa pun yang termudah baginya.”
Waktu Terbaik untuk Tahajjud
Adalah terbaik untuk menunda Sholat ini untuk sepertiga malam terkahir. Abu Hurairah mengutip Mohammad(S.A.W) yang mengatakan:
“Tuhan kita turun ke langit terendah selama sepertiga malam terakhir, dan bertanya: ‘Siapa yang akan memanggil-Ku sehingga Aku dapat menjawabnya? Siapa yang akan meminta sesuatu kepada-Ku sehingga Aku dapat memberikan padanya? Siapa yang meminta ampun kepada-Ku sehingga aku dapat mengampuninya?’” (Al-Bukhari)
`Amr ibn `Absah meng-klaim bahwa dia mendengar Mohammad (S.A.W) berkata:
“Yang terdekat bagi seorang hamba datang kepada Tuhan-nya adalah selama tengah malam sebagian malam terakhir. Jika kamu termasuk mereka yang mengingat Allah Yang Maha Esa pada saat tersebut, maka lakukanlah..” (At-Tirmidhi)
Jumlah Raka’at dalam Tahajjud
Sholat Tahajjud tidak disebutkan jumlah raka’at tertentu yang harus dilaksanakan, juga tidak ada batas maksimum yang diperbolehkan dilaksanakan. Sholat ini akan terpenuhi walau jika seseorang hanya melakukan sholat witir satu raka’at setelah sholat Isya’.
Sumber: wikipedia
Link-link yang berguna:
Qiyam Al-Layl: Merits & Significance

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!